Di penghujung minggu tepatnya Sabtu, 8
September 2012 saya diundang mengikuti PERSAMI(Perkemahan Sabtu Minggu) yang
diadakan oleh organisasi pramuka di salah satu sekolah negeri di kota Magelang.
Acara apel dimulai ba’da maghrib, sebagai seorang praktikan saya disejajarkan
dengan pembina pramuka. Api unggun pun turut menghangatkan suasana dilanjutkan dengan
PENSI (Pentas Seni) dari masing-masing regu menambah asyiknya acara. Bantara
(Barisan Antara) dari kegiatan tersebut sangat tegas dan suara lantang namun
kurangnya koordinasi dengan pembina menyebabkan job description kami sebagai tamu undangan kurang jelas.
Hal ini terlihat pada waktu briefing giat malam sekitar pukul 00.30 WIB, awalnya saya kebetulan kebagian jatah jadi pendamping tetapi karena posisi kami (para praktikan) berperan sebagai pembina jadi kami meminta posisinya diganti dan akhirnya mereka menempatkan kami di pos bayangan. Pada waktu pemetaan tempat awalnya saya ditempatkan di pos daerah pertigaan yang sepi dan rawan padahal saya kan perempuan jadi teman-teman praktikan minta posisi pemetaannya diganti, usul disetujui namun mereka malah dipindah ke pos daerah pemakaman, wah...malah tambah horror ne...karena saya perempuan dan sendirian lagi jadi...temen-temen pada usul lagi dan akhirnya saya ditempatkan di pos bayangan daerah perempatan yang cukup ramai (Alhamdulillah...). Akibat proses pemetaan yang cukup menyita waktu jadi kegiatan selanjutnya menjadi terlambat dilaksanakan, sebenarnya hal ini bisa dicegah dengan komunikasi yang baik dengan pembina dan para praktikan sebelum acara briefing dimulai agar tidak terjadi kesalahpahaman dan waktu tidak molor.
Di perjalanan menuju pos tutup mata
saya sharing dengan salah satu kakak bantara, beliau dilahirkan di keluarga
yang sederhana dan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, bapak bekerja
di luar kota sedangkan ibu bekerja di luar negeri sejak beliau berumur 3 tahun.
Kurangnya kasih sayang dari kedua orang tuanya tidak menyurutkan semangatnya
untuk meraih cita-citanya, apabila beliau salah pergaulan di waktu remaja maka
hasilnya akan fatal tetapi Alhamdulillah hal tersebut tidak terjadi. Di usia
yang menginjak dewasa sang ibu pulang dari luar negeri dan sekarang tinggal di
rumah, namun anehnya dengan kehadiran ibundanya malah menurunkan semangat
beliau dalam belajar.
Setelah saya tanya ternyata beliau bercerita kalau selama di rumah sang ibu kurang berkomunikasi dangan anak-anak tetapi sekalinya berinteraksi kata-kata yang terlontar adalah kata-kata kasar. Saya memahami hal tersebut, disaat posisi ayah yang berada jauh di sana dan sang ibu yang seharusnya mencurahkan perhatiannya dan mensuport setiap tindakan positifnya malah melakukan hal yang sebaliknya. Apalagi setelah sepeninggalan neneknya kini beliau harus mengurus kedua adik laki-lakinya sendirian dengan semangat positif dan senantiasa menjaganya dari pengaruh negatif. Dia berharap semoga kedua adiknya menjadi pribadi yang sukses dunia dan akhirat..amin.
Setelah saya tanya ternyata beliau bercerita kalau selama di rumah sang ibu kurang berkomunikasi dangan anak-anak tetapi sekalinya berinteraksi kata-kata yang terlontar adalah kata-kata kasar. Saya memahami hal tersebut, disaat posisi ayah yang berada jauh di sana dan sang ibu yang seharusnya mencurahkan perhatiannya dan mensuport setiap tindakan positifnya malah melakukan hal yang sebaliknya. Apalagi setelah sepeninggalan neneknya kini beliau harus mengurus kedua adik laki-lakinya sendirian dengan semangat positif dan senantiasa menjaganya dari pengaruh negatif. Dia berharap semoga kedua adiknya menjadi pribadi yang sukses dunia dan akhirat..amin.
SEMANGAT kakak…semoga hal baik yang
diniatkan dapat dilancarkan oleh-Nya…saya yakin kakak pasti bisa melaluinya.
Menjadikan kedua adik kecilnya menjadi pribadi yang hebat, mencoba mengingatkan
dan menjaga ibundanya agar menjadi pribadi yang lebih baik khususnya baik untuk
ketiga buah hati yang senantiasa merindukan kasih sayangnya…^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar